Evaluasi hasil studi semesteran bagi Prodi Pendidikan Seni Rupa, Jurusan Seni dan Desain FT UNG, tampaknya tidak hanya bersifat administratif dan numerik yang berupa list absensi dan nilai angka-angka kelulusan, tetapi juga berupa publikasi karya-karya kreatif sebagai hasil studi. Karya-karya tersebut dipamerkan pada “Hulonthalo Arts and Craft Festival 2021†di Gedung Graha Azizah Gorontalo, 30 Juni – 2 Juli 2021. Pada pameran yang dibuka oleh Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Salahuddin Uno itu, ditampilkan puluhan karya seni rupa: lukisan, ornamen, kaligrafi, kriya, dan desain, dengan beragam media dan variasi teknik visualisasi, sesuai daya kreativitas masing-masing mahasiswa.
Ketua Jurusan Seni Rupa dan Desain, I Wayan Sudana mengatakan, karya-karya yang dipamerkan ini merupakan karya hasil studi kreatif mahasiswa yang memang tidak diniatkan untuk dijual, tetapi kami berharap karya-karya tersebut bisa menjadi inspirasi bagi para pelaku industri kreatif dalam menghasilkan produk-produk inovatif guna mengantisipasi dinamika kebutuhan pasar. Sementara itu, Ketua HMJ “Nirmana†Nur Fitriyanti Gubali menyatakan “Pameran ini merupakan salah satu program HMJ sebagai ajang dalam meningkatkan apresiasi masyarakat terhadap karya-karya seni rupa, mengingat pameran seni rupa sangat jarang di Gorontalo. Untuk itu, karya-karya yang di pamerkan ini dapat menjadi media komunikasi antara perupa dan apresiatorâ€. Oleh karena itu, para mahasiswa yang menjaga stand pameran selalu siap memberi informasi kepada pengunjung terkait dengan kualitas bentuk dan nilai-nilai karya yang ditampilkan. “Para pengunjung yang bertanya berbagai hal tentang karya-karya ini, kami berusaha memberikan informasi sebaik-baiknya, sesuai dengan pengetahuan dan praktek seni rupa yang kami pelajari dalam perkuliahan†Ujar Nur Fitriyanti Gubali.
Pada pameran yang dimotori oleh Kantor Perwakilan (KPw) Bank Indonesia (BI) Provinsi Gorontalo itu, Karya-karya seni rupa yang ditampilkan tidak hanya menyajikan keindahan visual untuk menyenangkan mata, tetapi juga sarat dengan pesan-makna yang hendak dikomunikasian kepada publik. Lihat misalnya karya Kadek Sarasmika berjudul “Mimpi Wanita†yang menampilkan sosok wanita dengan gaya rambut acak dan berbagai penanda lainnya, menyiratkan kegalauan dan kebimbangan kaum wanita muda dalam meraih mimpi-mimpinya yang kerap hanya utopis. Berbeda itu, karya Zefryandi Ali berjudul “Wabah Corona†menampilkan berbagai ikon terkait virus corona yang sedang melanda seluruh dunia yang tidak saja mengusik keprihatinan kita, tetapi menggerus anggaran negara sangat besar yang tidak pernah dibayangkan sebelumnya. Karya Zefryandi mengisyaratkan situasi dunia yang sedang dilanda pandemi covid-19. Karya-karya seni rupa memang kerap dianggap sebagai penanda situasi dan kondisi zaman. Beragam makna juga tersirat dari karya-karya lainnya yang diharapkan bisa menjadi, pengingat, motivasi, atau bahkan penuntun dalam berperilaku.