Informasi

  • Fakultas Teknik

Warga Tak Perlu Antre Lagi: SIPANDA Jadi Bukti Peran Nyata Mahasiswa UNG di Desa

  • 14 Desember 2025
  • 165 Views
  • By Admin
image

Transformasi layanan publik di tingkat desa tidak selalu harus menunggu program besar dari pusat. Di Desa Panggulo, perubahan justru dimulai dari kolaborasi antara mahasiswa Universitas Negeri Gorontalo dan pemerintah desa melalui pengembangan dan implementasi SIPANDA (Sistem Informasi Pelayanan Administrasi Desa Panggulo) berbasis web. Kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat ini menjadi bukti bagaimana kapasitas akademik mahasiswa mampu diterjemahkan menjadi solusi konkret bagi tata kelola administrasi desa.

Program SIPANDA dirancang untuk menjawab persoalan klasik dalam pelayanan administrasi desa yang selama ini masih bergantung pada proses manual, khususnya dalam pengurusan surat-menyurat seperti SKTM (Surat Keterangan Tidak Mampu), SKU (Surat Keterangan Usaha), SKKB (Surat Keterangan Kelakuan Baik), dan berbagai layanan administratif lainnya. Proses yang sebelumnya mengharuskan warga datang langsung ke kantor desa, menunggu, dan berulang kali melakukan verifikasi, kini diubah menjadi layanan digital yang lebih ringkas dan transparan.

Kegiatan ini dilaksanakan di Kantor Desa Panggulo pada Jumat, 12 Desember 2025, dan sekaligus menjadi living laboratory bagi mahasiswa. Seluruh tahapan pengembangan sistem, mulai dari pengumpulan data lapangan, analisis kebutuhan pengguna, perancangan sistem, hingga sosialisasi dan pelatihan, dilakukan langsung di lokasi mitra. Pendekatan ini menunjukkan bahwa mahasiswa tidak hanya dilatih untuk membangun aplikasi, tetapi juga memahami konteks organisasi, alur kerja birokrasi desa, dan kebutuhan nyata masyarakat sebagai pengguna akhir.

Melalui SIPANDA, operator desa kini memiliki sistem terintegrasi untuk mengelola data dusun, data kartu keluarga, data penduduk, hingga data pejabat desa. Selain itu, operator dapat memproses layanan surat secara digital, mulai dari input data surat, verifikasi pengajuan warga, hingga pengelolaan arsip surat secara sistematis. Di sisi lain, warga desa tidak lagi harus datang ke kantor desa hanya untuk mengajukan surat. Cukup dengan mengakses web SIPANDA, warga dapat memilih jenis surat yang dibutuhkan, mengisi keterangan keperluan, memantau status pengajuan, melihat riwayat surat, hingga mengelola keamanan akun secara mandiri.

Proses pengabdian ini diawali dengan wawancara dan analisis dokumen untuk memetakan kebutuhan administrasi desa, dilanjutkan dengan perancangan sistem yang menyesuaikan pola kerja aparatur desa. Tahap sosialisasi dan pelatihan kemudian dilakukan secara intensif kepada operator desa dan masyarakat, guna memastikan sistem tidak hanya berjalan secara teknis, tetapi juga benar-benar digunakan. Hasil evaluasi menunjukkan bahwa peserta mampu memahami alur kerja aplikasi dan mengoperasikannya dengan baik, menandakan kesiapan desa untuk beradaptasi dengan layanan administrasi berbasis digital.

Bagi Universitas Negeri Gorontalo, khususnya Program Studi Sistem Informasi, kegiatan ini menegaskan peran mahasiswa sebagai agen transformasi digital di tingkat akar rumput. Mahasiswa tidak hanya membawa teknologi ke desa, tetapi juga membangun sistem yang kontekstual, mudah digunakan, dan berkelanjutan. SIPANDA menjadi contoh nyata bagaimana kompetensi analisis sistem, perancangan aplikasi, dan pendampingan pengguna yang diajarkan di bangku kuliah diuji langsung oleh kebutuhan lapangan dan kepercayaan stakeholder.

Ke depan, kolaborasi seperti ini membuka peluang pengembangan layanan desa digital yang lebih luas sekaligus memperkuat posisi Program Studi Sistem Informasi UNG sebagai mitra strategis pemerintah daerah dalam mendorong pelayanan publik yang lebih efisien, transparan, dan berbasis teknologi.