Informasi

  • Jurusan Teknik Sipil

Dosen Teknik Sipil Kembangkan Konsep Konstruksi Tahan Gempa

  • 07 Juni 2017
  • 159 Views
  • By Admin
image

GORONTALO - Salah satu Dosen Jurusan Teknik Sipil Dr. Ayuddin, ST, MT berhasil mengembangkan konsep konstruksi bangunan tahan gempa. Bahkan konsep tersebut juga telah berhasil dipatenkan sebagai karya intelektual Dosen UNG yang dibuktikan dengan Hak Kekayaan Intelektual (HAKI).

Konsep Ayuddin Direct Deformation Concept (DDC) untuk konstruksi tahan gempa adalah konsep konstruksi bangunan yang dikembangkan, agar konstruksi sebuah bangunan dapat tahan gempa dan meminimalisir kerusakan.

Konsep tersebut dikembangkan Dr. Ayuddin, ST, MT, didasari oleh musibah gempa bumi yang melanda Jepang tahun 1995 dan Kota California tahun 1994. Dimana struktur bangunan di kota tersebut yang menggunakan konsep Forced Based Desain (FBD) mengalami keruntuhan cukup fatal dan mengakibatkan banyak korban jiwa.

"Dari kasus tersebut terdapat kesalahan dalam perhitungan konsep sebelumnya. Sehingga perlu dikembangkan lagi konsep baru konstruksi tahan gempa, untuk meminimalisir kerusakan dan keselamatan manusia," ungkap Dr. Ayuddin.

Konsep Konstruksi tahan gempa mulai dikembangkannya, dengan nama Konsep Ayuddin Direct Deformation Concept (DDC) dibuatlah formulasi baru analisis struktur gempa menyempurnakan konsep sebelumnya. "Dalam konsep DDC tersebut dilakukan penyatuan elemen-elemen utama struktur bangunan dalam satu kesatuan sehingga memperkokoh suatu bangunan," jelas Dr. Ayuddin.

Dengan menerapkan konsep DDC tersebut, terdapat beberapa manfaat didapatkan dibandingkan dengan hanya mendirikan bangunan dengan konsep biasa. Dimana jika terjadi gempa dahsyat diyakini tidak akan secara langsung meruntuhkan bangunan, sehingga memungkinkan manusia yang menempatinya untuk dapat menyelamatkan diri.

"Salah satu inti dari konsep ini adalah meminimalisir korban jiwa akibat gempa. Karena jika terjadi gempa gedung tidak akan langsung roboh, namun masih mampu bertahan dengan memberikan informasi berupa retakan agar yang menempatinya dapat menyelamatkan diri," jelasnya.

Keunggulan lainnya adalah dengan terhindar dari roboh gedung secara langsung, memungkinkan untuk dapat dilakukan perbaikan sehingga tidak memerlukan biaya yang cukup banyak. Konsep yang telah dikembangkan sejak 3 tahun terakhir tersebut, telah dilakukan melalui berbagai program uji coba. Bahkan konsep ini juga sudah diaplikasikan pada beberapa bangunan baik di dalam maupun luar wilayah Gorontalo.

"Saya gencar perkenalkan dan presentasikan diberbagai konferensi internasional baik didalam maupun luar negeri. Dan Alhamdulillah konsep ini sudah dibuatkan dalam bentuk buku," pungkasnya. (wahid)