Gorontalo, 2025 – Tim dosen dari Fakultas Teknik dan Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Gorontalo (UNG) berhasil mengembangkan inovasi Eco-cooler dari material bangunan ramah lingkungan melalui penelitian berjudul “Integrasi Eco-Cooler Berbahan Limbah pada Desain Rumah Ramah Lingkungan sebagai Strategi Menuju Arsitektur Berkelanjutan.”
Penelitian yang diketuai oleh Niniek Pratiwi, S.T., M.T., dengan anggota Dr. Ernawati, S.T., M.T. dan Dr. Rahmatiah, SPd., M.Si., dan juga berkolaborasi bersama mahasiswa program studi Arsitektur, merupakan bagian dari program Riset Akselerasi Publikasi Internasional (RAPI) 2025 bidang Material Maju yang diselenggarakan oleh Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) UNG.
Inovasi ini berfokus pada pemanfaatan limbah tongkol jagung, komoditas unggulan Gorontalo, untuk menghasilkan eco-cooler—sistem pendingin pasif tanpa listrik yang mampu menurunkan suhu ruang secara alami. Limbah tongkol jagung diolah menjadi dua bentuk material, yaitu abu tongkol jagung (Corn Cob Ash/CCA) dan serbuk tongkol jagung (Corn Cob Powder/CCP), sebagai substitusi sebagian semen dan pasir dalam pembuatan panel ventilatif bangunan.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa material CCA mampu menurunkan berat material hingga 20%, sedangkan CCP mencapai 40% dibandingkan roster konvensional. Menariknya, CCA 10% mencatat kekuatan tekan hingga 46,18 MPa, melampaui standar beton padat kelas I (SNI), menjadikannya layak untuk aplikasi struktural ringan.
“Penelitian ini menjadi langkah penting dalam mendukung arsitektur berkelanjutan berbasis ekonomi sirkular. Kami ingin membuktikan bahwa limbah pertanian Gorontalo dapat memiliki nilai tambah tinggi sekaligus membantu efisiensi energi bangunan,” ujar Niniek Pratiwi, ketua tim peneliti.
Selain menghasilkan prototipe eco-cooler, tim juga mengembangkan desain bangunan tropis yang terintegrasi sistem tersebut. Ke depan, tim peneliti berencana melanjutkan penelitian pada tahap pembangunan rumah uji coba skala penuh untuk mengukur kinerja termal eco-cooler dalam kondisi tropis sebenarnya, sekaligus mengembangkan model bisnis berbasis masyarakat (social enterprise) untuk produksi lokal.
Inovasi ini sejalan dengan visi Universitas Negeri Gorontalo untuk menjadi kampus unggul dan berdaya saing di kawasan timur Indonesia melalui penelitian yang berdampak nyata bagi masyarakat dan lingkungan.