Informasi

  • Fakultas Teknik

Fakultas Teknik UNG Raih Hibah PISN 2025: Inovasi Benang Pelepah Pisang, Penguatan Sulam Karawo, dan Kebangkitan Tradisi Menenun

  • 08 Desember 2025
  • 77 Views
  • By Admin
image

Fakultas Teknik, Universitas Negeri Gorontalo (UNG) kembali menorehkan prestasi membanggakan di tingkat nasional. Melalui Program Inovasi Seni Nusantara (PISN) Tahun Anggaran 2025 yang diselenggarakan oleh Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Kemdiktisaintek), UNG berhasil meraih pendanaan untuk program pengabdian kepada masyarakat berbasis inovasi seni dan pelestarian budaya.

Empat dosen UNG, yakni Dr. Hariana, S.Pd., M.Ds.; Syafriani, S.T., M.Ars.; Esta Larosa, S.Pd., M.Pd.; dan Wahyu Saputra, S.Pd., M.Arch., terpilih sebagai penerima hibah dengan mengusung inovasi pemanfaatan limbah pelepah pisang menjadi benang ramah lingkungan. Program ini menggandeng TIAR Handycraft sebagai mitra pelaku seni yang berfokus pada pengembangan kerajinan berkelanjutan dan pemberdayaan masyarakat, serta melibatkan para pengrajin sulam karawo sebagai bagian penting dalam revitalisasi budaya lokal.

Dalam kegiatan pengabdian tersebut, tim UNG mendemonstrasikan proses pengolahan pelepah pisang menjadi serat dan benang, mulai dari pemilahan bahan, pembersihan, pengeringan, pewarnaan, hingga pemintalan manual. Pemanfaatan limbah pelepah pisang dipilih karena potensi bahan baku yang melimpah di Gorontalo. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), produksi pisang tahun 2024 mencapai 64.542,16 kuintal atau sekitar 6.454 ton, menghasilkan limbah pelepah dalam jumlah besar yang selama ini belum dimanfaatkan secara optimal.

Selain mengolah limbah menjadi material bernilai tambah, kegiatan ini juga menjadi langkah penting dalam pengembangan seni sulam karawo, warisan budaya khas Gorontalo yang dikenal menuntut ketelitian tinggi. Benang berbahan pelepah pisang yang dicoba dalam proses penyulaman dinilai memiliki karakteristik kuat dan mengkilap, bahkan dianggap lebih baik dibandingkan benang metalik sintetis oleh para pengrajin yang terlibat.

Tidak hanya fokus pada inovasi material dan peningkatan kualitas produk budaya, program ini juga menggiatkan kembali tradisi menenun, yang telah lama hilang dari masyarakat Gorontalo. Penenun terakhir yang tercatat, Saida Puluhulawa dari Desa Barakati, meninggal pada tahun 2013 tanpa adanya regenerasi penerus. Melalui pelatihan menenun yang dilaksanakan dalam rangkaian kegiatan PISN, diharapkan muncul kembali para penenun muda yang dapat menghidupkan tradisi tersebut sebagai bagian dari identitas budaya Gorontalo.

Keberhasilan ini diharapkan mampu memberikan dampak positif bagi pelestarian seni budaya daerah serta memperkuat kontribusi UNG dalam pengembangan inovasi berbasis kearifan lokal dan ekonomi kreatif masyarakat. Universitas Negeri Gorontalo kembali menunjukkan komitmennya untuk menjadi institusi yang hadir dan bermanfaat bagi masyarakat.

Universitas Negeri Gorontalo menyampaikan apresiasi dan ucapan terima kasih atas HIBAH PPM Direktorat Jenderal Riset dan Pengabdian kepada Masyarakat (DITJEN RISBANG) KEMDIKTISAINTEK melalui Program PISN 2025, atas dukungan pendanaan yang memungkinkan kegiatan pengabdian dan inovasi seni budaya ini dapat terlaksana dengan baik. Dukungan ini menjadi motivasi penting bagi UNG untuk terus berkontribusi dalam pengembangan masyarakat berbasis riset dan kearifan lokal.