Kota Gorontalo diwakili oleh Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota (PWK) Universitas Negeri Gorontalo (UNG) dalam Panel of Expert dan Workshop mengenai Pembiayaan Berkelanjutan yang diselenggarakan di Kochi, Kerala, India, pada 4 hingga 7 Februari 2025. Kegiatan internasional ini mengangkat tema "The Key to Inclusive and Climate Resilient" dan diikuti oleh berbagai kota dari Indonesia yang memiliki komitmen untuk menghadapi perubahan iklim.
Sri Sutarni, Kepala Program Studi PWK UNG, mengungkapkan bahwa dalam kegiatan ini, Kota Gorontalo mempresentasikan hasil kajian rencana aksi iklim yang mencakup langkah-langkah adaptasi dan mitigasi terhadap perubahan iklim yang telah disusun. “Kami berbagi progres yang telah dicapai dalam menyusun rencana aksi iklim yang relevan dengan kondisi lokal Kota Gorontalo,” ujarnya.
Selain itu, kegiatan ini dihadiri oleh 10 kota percontohan di Indonesia yang bertukar pengalaman serta membahas peluang kerjasama lebih lanjut, terutama dalam mencari dukungan pendanaan internasional untuk pelaksanaan kota berketahanan iklim. Kerja sama ini penting untuk mempercepat implementasi rencana aksi yang bertujuan untuk membangun kota yang lebih inklusif dan tahan terhadap dampak perubahan iklim.
Acara ini diselenggarakan oleh United Cities and Local Governments Asia-Pacific (UCLG ASPAC), sebuah asosiasi pemerintah daerah di Asia Pasifik yang diakui oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). Melalui program Climate Resilient and Inclusive Cities (CRIC), UCLG ASPAC bekerja sama dengan All India Institute of Local Self-Government (AIILSG) untuk mendukung kota-kota dalam merumuskan strategi adaptasi iklim.
Sri Sutarni menambahkan bahwa tahapan ini bertujuan untuk mendorong percepatan transformasi menuju kota yang lebih berketahanan iklim. “Dokumen rencana aksi iklim yang disusun ini menjadi landasan bagi Pemerintah Kota Gorontalo dan perguruan tinggi untuk bekerja sama dalam mengimplementasikan langkah-langkah mitigasi dan adaptasi,” jelasnya.
Dengan dukungan dari program CRIC, Kota Gorontalo berharap dapat memperoleh pendanaan untuk implementasi rencana aksi yang telah dirancang, yang sangat dibutuhkan dalam menghadapi tantangan perubahan iklim yang semakin mendesak. Seperti banyak kota lainnya, Kota Gorontalo berperan penting dalam menghadapi tantangan ini, terutama bagi masyarakat yang rentan terhadap dampak perubahan iklim, seperti banjir, tanah longsor, dan krisis air.