Dulohupa.id- Mahasiswa Arsitektur Peduli Sampah (MAPS) Universitas Negeri Gorontalo (UNG) memiliki terobosan unik dalam menjawab persoalan sampah di Kota Gorontalo. Terobosan itu berupa penukaran sampah dengan emas.
Melalui Bank Sampah Iloheluma, MAPS mengajak masyarakat untuk secara mandiri mengelola sampah rumah tangganya sendiri, lalu menabungnya di bank sampah tersebut. Sebagaimana sistem perbankan, dalam jumlah tertentu, sampah-sampah yang ditabung ini bisa ditukar emas.
Lagian, daripada sampah-sampah itu dibuang sembarangan oleh masyarakat, dengan menabungnya di bank sampah, maka suatu saat dalam jumlah tertentu, sampah-sampah itu dapat menjadi uang. Makanya ia pun berharap, pemerintah memberikan dukungan terhadap konsep tersebut.
“Saya berharap pemerintah juga men-support bank sampah ini. Juga mengedukasi (masyarakat) di kelurahan-kelurahan untuk mau memilah sampah plastik atau sampah rumah tangga,†ungkap Rizal.
Lebih dari itu, Rizal pun meminta pemerintah, untuk menginformasikan kepada masyarakat, bahwa ada sebuah tempat pengelolaan sampah di Kota Gorontalo, yang konsepnya menyerupai perbankan. Ia meminta, pemerintah mengedukasi masyarakat akan pentingnya menabung di bank sampah.
“Kemudian menginformasikan kepada masyarakat, bahwa kota itu memiliki bank sampah yang sementara dikelola dengan baik oleh mahasiswa,†ujarnya.
Persoalan sampah sendiri menurut Rizal, jika hanya dibebankan kepada pemerintah, tentu tidak akan selesai. menurutnya, perlu ada pengetahuan masyarakat, bahwa persoalan sampah adalah persoalan bersama.
“Jadi, tujuan kita sebenarnya menginginkan masyarakat ini sudah bisa memilah sampah, paling tidak sampah plastiknya itu dibawa ke kami dan akan menjadi uang bisa juga emas†pungkasnya.
Bank Sampah Iloheluma sendiri mulai dikelola oleh MAPS sejak Juli 2020. Sebelumnya, MAPS sudah ada sejak 2017.
â€MAPS ini sudah ada sejak tahun 2017 beroperasi di Fakultas Teknik, Universitas Negeri Gorontalo, melihat hal ini Pemkot khususnya DLH mempercayakan untuk mengelola bank sampah Iloheluma pada bulan Juli 2020,†tutup Rizal.
Sejauh ini, dari data Bank Sampah Iloheluma, tercatat nasabah tetap bank sampah tersebut terdiri dari lembaga negara seperti PLN, lalu juga ada beberapa Hotel, dan sejumlah nasabah perorangan seperti para dosen, dan masyarakat di kabupaten.
Kepada dulohupa.id, Rizal Syukri, dosen pembimbing MAPS mengungkapkan, dalam mengembangkan program tukar sampah dengan emas, pihaknya menggandeng badan usaha negara, yakni Pegadaian.
Menurutnya, jika rutin menabung sampah, maka biasanya sampah-sampah tersebut sudah bisa diambil dalam waktu tiga bulan. Nasabah bisa memilih, apakah mengambil dalam bentuk rupiah atau justru emas.
â€Sampah plastik per kilonya kami hargai 800 rupiah, atau bisa juga ditukar dalam bentuk emas,†ungkapnya kepada dulohupa.id, Rabu (10/3).
Rizal pun menceritakan, bahwa sistem bank sampah sebetulnya efektif untuk membiasakan masyarakat menyikapi masalah sampah, terutama masalah sampah plastik yang kini jadi masalah dunia.
Sumber: https://dulohupa.id/ayo-tukar-sampahmu-dengan-emas-di-bank-sampah-iloheluma/