Kelompok Studi Lingkungan "Archipelago" Fakutas Teknik (FT) Universitas Negeri Gorontalo (UNG) menanam pohon, Sabtu (22/7/2023).
Program penanaman pohon ini dilaksanakan di Kelurahan Pohe, Kecamatan Hulonthalangi, Kota Gorontalo.
Muttaqin Aunirrahman, Ketua Tim PPK Ormawa "Archipelago" Fakultas teknik UNG mengatakan penanaman pohon ini merupakan suatu program dari adaptasi dan mitigasi bencana alam.
"Ini kita melakukan penanaman pohon ini supaya area-area di Kelurahan Pohe ini yang terdiri dari perbukitan tidak terjadi bencana alam seperti longsor atau bencana alam lainnya," ujarnya kepada TribunGorontalo.com.
Kelurahan Pohe menjadi tempat utama Archipelago ini melaksanakan programnya, sebab menyasar area perbukitan.
Selain itu, Keluhan warga Kelurahan Pohe juga menyangkut dengan masalah-masalah iklim seperti longsor dan pembungan sampah sembarangan. Lanjut kata Muttaqim, pohon-pohon ini diharapkan dapat menahan tanah yang ada di area perbukitan tersebut agar nantinya tidak akan longsor.
Dimas Arya Prayoga, Penanggung jawab Kegiatan Penghijauan mengatakan mereka menyiapkan 100 bibit yang nantinya ditanam di beberapa titik yang telah ditentukan.
"Bibit pohonnya itu kami ambil dari DLH ada 100 bibit pohon," ujarnya.
Kata Dimas, bibit pohon tersebut ada yang bibit rambutan, jambu, sirsak. Selain itu ada juga jenis tanaman pengikat yakni Tabe buaya dan Golodokan.
Adapun titik yang menjadi tempat utama yang ditanami bibit ini adalah di area perbukitan dan area pemukiman.
Di area perbukitan ditanami bibit khusus untuk pengikat tanah dan di area pemukiman ditanami bibit tanaman buah-buahan.
Sri Sutarni Arifin, Dosen Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota FT-UNG mengatakan program ini merupakan kolaborasi dengan mahasiswa KKN untuk menciptakan Kelurahan Pohe menjadi kampung iklim.
Untuk menjadikan kelurahan Pohe sebagai kampung iklim, terdapat dua hal yang harus diperhatikan yaitu pengelolaan sampah dan penanaman pohon.
"Jadi kami di sini juga bekerja sama dengan KKN (Kelompok Kerja Nyata) UNG, karena programnya mereka mengenai sampah, sedangkan kita penanaman pohon jadi bisa berjalan beriringan," ungkapnya.
Sri Sutarni juga mengungkapkan Pohe merupakan area pesisir dan area perbukitan.
"Jadi dorang pilih Pohe karena ada dua wilayah yaitu pesisir dan perbukitan," ungkapnya.
Kurangnya vegetasi di area perbukitan Pohe yang disebabkan oleh banyaknya tumbuhan semak-semak yang mengakibatkan Pohe selalu terjadi longsor.
Dan juga banyak masyarakat yang membuang sampah langsung dibuang dilaut yang menyebabkan laut tersebut menjadi kotor.
Dari dua alasan itulah "archipelago" FT-UNG memilih Pohe menjadi tempat dilaksanakannya program mereka.(*)